Sunday, July 19, 2009

Jakarta, 17 Juli 2009

Indonesia sudah lama terlelap dari sebuah bencana besar, Indonesia sedang tidur waktu itu, Indonesia sedang Pemilu, Indonesia sedang memperebutkan kekuasaan, Indonesia sedang dibutakan dengan Uang dan Hawa Nafsu. Alhasil, Jakarta dibangunkan kembali oleh orang-orang yang merasa mereka dianaktirikan dan dilupakan, Jakarta kembali resah, sesaat hanya untuk sekedar mengingatkan mereka yang sedang berlomba maen sepeda, mereka yang sedang maen petak umpet, mereka yang sedang maen pistol-pistolan aer, dan mereka yang sedang ikut lari marathon 10Kilometer bahkan mereka yang lagi sibuk sale di pusat-pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta, sementara itu ada mereka yang merasa selalu dianaktirikan, tragis!

Kemudian, setelah terjadi beberapa dialog dengan "Tuhan", mereka yang merasa harus berontak siap untuk melakukan sebuah atraksi pembunuhan, atraksi heroik menurut ke"Tuhanan". Tuhan yang ada di balik semua itu? atau seorang sutradara yang dibayar oleh Produser? Lalu, siapa Sutradaranya dan Siapa Produsernya? Bagaimana dengan Politik? Muncul sebuah tanda tanya besar, muncul banyak pendapat, muncul banyak kecaman, tapi muncul di dalamnya sebuah kekhawatiran. Jangan salah langkah Indonesia, Jangan salah pilih Negeriku. 

Tuhan ada di balik semua ini, tapi "Tuhan" itu hanyalah sebuah kepercayaan, sebuah keyakinan yang tak bisa kita salahkan begitu saja. Jika kemudian penafsirannya menggeser menjadi sebuah issue Agama, hanya karena konsep ke"Tuhan"an yang selalu disangkut-sangkutkan dengan sebuah aksi teror di manapun, kita berarti lupa dengan sebuah istilah bernama konspirasi. Atau Indonesia sedang belajar membuat senjata khas Aborigin itu? Tapi yang pasti, drama selalu diakhiri dengan tepuk tangan atau caci maki, dan dialog-dialog nyaring dari seorang penonton drama ke penonton drama yang lainnya. Indonesia Tidak Takut

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search