Monday, April 13, 2009

Sekolah Gratis di Atas Kenyataan Tentang Utang Negara Tertinggi Sepanjang Sejarah Perekonomian

Sekolah Gratis di Atas Kenyataan Tentang Utang Negara Tertinggi Sepanjang Sejarah Perekonomian

Gembar-gembor akan sekolah gratis bisa jadi merupakan sebuah kompensasi atas semua penderitaan rakyat Indonesia, atau lebih tepatnya saya anggap sebagai sebuah uang sogok terhadap semua masalah ekonomi yang terjadi 5 tahun ke belakang semenjak masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Ini adalah sebuah prestasi membanggakan dalam sejarah pendidikan di Indonesia, ketika hal-hal serupa sebenarnya juga sudah coba dilakukan, tapi kurangnya konsistensi dan keberanian membelanjakan sebagian besar Anggaran Negara terhadap pendidikan membuat program ini terkatung-katung dengan nasibnya yang tidak jelas. Di saat-saat injury time masa pemerintahan sby, tiba-tiba saja media banyak menceritakan program sekolah gratis secara bombastis, dengan slogannya “Sekolah Harus Bisa“. Gambar ketua Dinas Pendidikan yang kerap muncul di iklan-iklan yang sering saya lihat di internet, menimbulkan sebuah tanda tanya besar. Kenapa baru saat ini?

Sekolah gratis bila dilihat dari sisi politik

Bagaimanapun juga, semua elemen Pemerintahan yang terbentuk dari hasil pemerintahan seorang pemimpinnya memiliki satu kesatuan yang bisa dijadikan sebagai acuan bahwa mereka saya anggap memiliki hubungan kerja sama untuk menjalankan roda Pemerintahan agar lebih baik dan berjalan sebagai mana mestinya.

Jika memang faktanya demikian, bisakah sekolah gratis ini disebut sebagai strategi politik yang sedang dilakukan sby? apa yang menjadi alasan jika toh ternyata berita baik ini muncul di akhir cerita pemerintahan sby, yang secara meyakinkan beliau dicalonkan kembali untuk menjadi orang no 1 di Indonesia periode berikutnya?

Kemenangan sementara Partai Demokrat, sebagai partai yang dibina sby dalam pemilu kali ini, memberikan sebuah kans besar akan dipilihnya kembali sby sebagai orang no 1 di Indonesia. Belum lagi cara bepolitik santun yang beliau implementasikan ke dalam sikap kesehariannya sebagai presiden, mengumpulkan banyak simpati masyarakat untuk membuatnya kembali memimpin negara untuk ke-2 kalinya.

Meskipun demikian, tak ada pemerintahan yang tak cacat dan tak ada pemerintahan satu pun yang tak memiliki kekurangan, termasuk Pemerintahan Republik Indonesia 5 tahun yang lalu. Di antara prestasi baik, ada juga prestasi buruk yang bisa kita jadikan sebagai bahan renungan demi menuju Indonesia lebih baik, bukan hanya dijadikan sebuah rekaman buruk yang tak pernah diperbaiki dan luput dari pengamatan, tapi juga mari buka mata semua untuk memperbaiki fakta-fakta buruk yang terjadi dibalik gagap gempitanya pesta demokrasi indonesia.

- Sebuah fakta bahwa utang negara tahun 2009 merupakan utang negara terbesar sepanjang sejarah perekonomian Indonesia.

Utang negara telah mencapai level 1.667 triliun lebih tinggi sekitar 30% dari utang negara tahun 2004 yang telah “berhasil” membukukan utang sebanyak 1.275 triliun. Prestasi ini seakan mencoret bombastisnya iklan sekolah gratis yang tidak jelas juntrungannya menurut saya.

Namun, hal itu terlihat seperti cerita-cerita hangat beberapa kalangan saja, tidak ada iklannya di tv sama sekali, terlupakan dengan sebuah iklan sekolah gratis yang disaksikan jutaan pasang mata lewat televisinya masing-masing. Meskipun demikian, itu lebih baik menurut saya, jika dibandingkan jadi cerita publik yang malah akan menjadi beban pikiran rakyat. Berapa juta rakyat yang akan dihadapkan pada rasa depresi tingkat tinggi akibat satu kenyataan bahwa dirinya dilahirkan untuk menanggung beban utang sebesar 7.7 jutaan?

- Sebuah kebijakan tentang pasar bebas yang saya anggap blunder.

Kabar hangat akan adanya pasar bebas yang memungkinkan orang luar bebas berkompetisi di pasar-pasar dalam negeri, santer terdengar beberapa tahun silam, bahkan bukan hanya saat sby memimpin, akan tetapi sejak saat runtuhnya rezim orde baru tahun 97-98 yang saya anggap kita telah menanam benih baru sebuah masalah perkonomian di Indonesia.

Itu semua dilakukan tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai balas budi terhadap kebaikan IMF dan bank dunia yang telah dengan baiknya mengucurkan dana mencapai 1.667 triliun untuk sebuah alasan pembangunan di tanah air, pembangunan?

Pada kenyataannya, Indonesia adalah negara yang mendukung akan program tidak logis bagi negara berkembang seperti Indonesia. Negara yang sedang mencoba merangkak dengan menggali potensi-potensi sumber kekayaan dalam negeri kini disuruh untuk melakukan kompetisi dengan negara-negara maju yang sudah bisa berlari, bahkan lebih kencang dari bayangan kita semua.

Kita seakan berjalan mundur seperti bukan negara yang sudah merdeka selama 64 tahun, tapi justru malah jatuh kembali ke lubang yang ternyata lebih dalam dari yang kita pikirkan mengenai indahnya menjadi bangsa yang merdeka. Merdeka bagi saya hanyalah sebuah keadaan de facto, sesuatu yang tertulis lewat sebuah deklarasi yang tak ada bedanya dari sebuah piagam penghargaan saja, selebihnya tak berharga apa-apa. Jika hal ini benar, lalu bukti apa yang membuat saya begitu percaya akan negara kesatuan yang katanya telah dihasilkan dari gigihnya perjuangan pahlawan-pahlawan jaman dulu? benarkah demikian?

Jangan sampai keadaan ini terus berlanjut, harus segera dihentikan, cepat atau lambat. Karena bagaimanapun juga, keputusan Pemerintah adalah keputusan yang menentukan masa depan kita, masa depan yang benar-benar merdeka, dari hal terkecil apapun. Kita pasti BISA!!!

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search