Thursday, April 9, 2009

Serba-Serbi Pemilu 2009, Apa Saja Yang Patut Kita Cermati?

Serba-Serbi Pemilu 2009, Apa Saja Yang Patut Kita Cermati?

Pemilu kali ini merekam banyak peristiwa yang menggelikan, dan peristiwa yang harus selalu jadi bahan renungan Pemerintah, KPU, dan Warga Negara Indonesia di Pemilu 5 tahun mendatang. Pemilu 9 April 2009, bisa dikatakan singkat, singkat segala-galanya, tak berbekas, sampai tidak menyerap daya simpati masyarakat untuk sadar diri tentang arti sebuah suara.

Beberapa kecurangan-kecurangan, dan tindakan nakal simpatisan sebuah partai masih bisa kita lihat di mana-mana, di TPS yang satu ke TPS yang lainnya hanya untuk menggalang suara? Hari gini? Lalu, kejadian apa aja yang patut kita telaah dari gegap gempitanya pesta rakyat 5 tahunan ini?

Apakah Anda terdaftar sebagai pemilih?

Kejadian ini bukan hanya terjadi di Purwakarta, tetapi ini adalah masalah Nasional yang harus dicermati oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Apa yang terjadi? Apakah untuk mempercepat proses pendataan pemilih yang dikejar dateline, sampai-sampai KPU melewatkan nama-nama yang telah terdaftar, atau ini adalah sebuah bentuk pencurian suara oleh orang-orang KPU, seperti sebuah komentar pakde di status Facebooknya.

Sampai saat ini, tidak ada satupun jawaban ke mana hak suara itu berkeliaran. Atau mungkin, menjadi hak orang lain yang terdaftar 2 nama atas dirinya? Siapa tahu. Yang pasti dari kejadian itu, mungkin akan menumbuhkan sikap apatis Warga Negara Indonesia terhadap Pemilu berikutnya. Mudah-mudahan saja tidak.

Tentang sebuah aplikasi Quick Count

Banyak inovasi dibuat, banyak aplikasi yang dibentuk untuk mempermudah segalanya, mempercepat segalanya. Termasuk aplikasi Quick Count yang dibikin programmer-programmer asli Indonesia, yang diantaranya adalah salah satu teman saya yang telah membuat aplikasi Quick Count untuk seorang Wanda Hamidah.

Apakah ini patut dikatakan inovasi?

Mungkin iya, jika kita melihat ke belakang sejenak, tepatnya pada Pemilu tahun 1997, di mana awal diperkenalkannya aplikasi ini di Indonesia, tentu saja tujuannya untuk mempercepat penghitungan surat suara yang juga merupakan sebuah jawaban tentang komentar akan sebuah transparansi publik terhadap suara-suara yang telah terkumpul.

Dari mana asal muasalnya Quick Count?

Filipina yang memperoleh kemerdekaan secara de facto setahun setelah Indonesia merdeka, ternyata adalah negara cikal bakal digunakannya Aplikasi Quick Count untuk kali pertama. Hebat! Kenapa Indonesia memanfaatkan ini baru satu dekade setelahnya? Apakah rezim orde baru yang telah membungkam semua bentuk informasi-informasi yang bisa meruntuhkan kekuasaanya di ranah Indonesia, atau mungkin saat itu kita dibodohi dengan segala bentuk penjajahan pola pikir yang akhirnya runtuh juga pada tahun 1998? Mungkin saja semuanya itu benar.

Lalu seberapa penting-kah Quick Count?

Jika pilihannya adalah sangat, penting, dan cukup. Maka harusnya aplikasi ini berada di posisi cukup. Kenapa? Bagaimanapun juga, teknologi IT di Indonesia tidak sepenuhnya secara akurat menjadi alat hitung suara yang secara akurat bisa dijadikan sebagai alat hitung resmi oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), karena dari pengalaman-pengalaman yang ada, ada sebuah prosentase ketidakakuratan o,01% - 2 % dari setiap pemanfaatan hasil penghitungan lewat Quick Count.

Berbicara masalah Quick Count, maka berbicara juga masalah Sumber Daya Manusia di balik Quick Count itu sendiri? Seperti yang sudah-sudah Aplikasi ini adalah sepenuhnya ditangani oleh LSM dan atau sebuah lembaga independent, untuk menghindari adanya kecurangan dalam hal penghitungan suara, sebab meskipun surat suara tersebut dihitung berdasarkan hasil komulatif langsung di TPS, bisa saja terjadi pencurian suara dengan menambah bahkan mengurangi hak suara salah satu Partai atau hak suara salah satu Calon Legislatif (caleg).

Mudah-mudahan, tidak ada cacat sedikitpun yang bisa menodai rasa percaya masyarakat terhadap Pemilihan Umum. Mudah-mudahan.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search