Wednesday, April 8, 2009

Inggris dan Sebuah Diskriminasi Sosial

Inggris dan Sebuah Diskriminasi Sosial

Kalau, dulu pas masa penjajahan boleh Indonesia memilih sama siapa akan dijajah, harusnya kita menjawab dengan lantang : INGGRIS!!! Revolusi Industri di Inggris yang terjadi sekitar tahun 1760 telah melahirkan pemikir-pemikir cerdas dalam hal Ekonomi-Politik. Sebut saja Karl Marx, Friedrich Engels, yang meski mereka semua lahir di Jerman dan berkebangsaan Yahudi, Inggrislah yang telah membawa mereka menjadi orang-orang yang berpengaruh saat itu, menelurkan sebuah paham baru yang menentang segala bentuk penjajahan kaum buruh yang dilakukan oleh kaum borjuis dengan sistem kapitalisnya.

Paham politik-ekonomi yang ada saat itu adalah sebuah paham politk-ekonomi yang merugikan kaum buruh. Engels dan Marx adalah seorang sahabat karib yang tak terpisahkan hingga masa akhir hayat Marx pada tahun 1883, selama masa hayatnya Marx telah menulis beberapa tulisan yang isinya berupa kritikan-kritikan terhadap Pemerintah masa itu, dan dari beberapa pemikirannya, Manifesto Komunis-lah yang mencuat ke permukaan, hingga dijadikan sebuah tulisan yang berpengaruh terhadap munculnya Paham Politik Komunis. 

Di manakah Indonesia?
Pada abad tersebut, Negara kita ini telah diduduki oleh negara Kincir Angin, atau sekitar 150 tahun sebelum Revolusi Industri di Inggris terjadi, kita telah disinggahi Belanda dengan VOC-nya. Daftar panjang menir si sang Pejabat VOC yang ada kala itu, menambah rapor buruk terhadap pemimpin-pemimpin Pribumi yang tidak ada satu-pun memiliki pemikiran-pemikiran sekelas Marx atau paling tidak mendekati Marx untuk memulai Revolusi. Artinya apa? Inggris telah mampu menata kehidupan Ekonomi-nya 200 tahunan sebelum negara kita merdeka pada Tahun 1945. Sementara umur kemerdekaan kita masih 64 tahun. Jika dibandingkan dengan Inggris jangan ditanya kenapa kita begitu jauh kehidupannya dengan negara yang saya anggap paling sejahtera di dunia itu.

Sebuah Cerita dari Birmingham
Birmingham adalah salah satu distrik metropolitan yang ada di Inggris, atau kita anggap saja Jakarta. Karena seorang teman yang satu ini, adalah orang Inggris Birmingham yang sudah tinggal di Jakarta selama 2 tahun. Cerita ironis mengenai transportasi publik yang buruk, kecilnya kesadaran masyarakat terhadap disiplin, termasuk fasilitas publik yang sangat jauh tertinggal dengan Birmingham, membuat saya tertarik untuk menguak ada apa saja di Birmingham. 

Restoran dan Supermarket 
Di sana tidak akan kita temui tukang sayur yang lewat di depan rumah kita, warteg di setiap sudut gang-gang kecil, warung kaki lima yang sering kita temui di setiap kaki jalan. Akan tetapi, semua mereka lakukan di sebuah tempat yang bagi kita adalah sebuah tempat mahal, makan di restoran dan berbelanja di supermarket. 

Tukang sampah dengan gaji 50 ribu/jam 
Birmingham, tukang sampah merupakan jenis pekerjaan yang sangat diminati dan dihargai, tidak seperti di Indonesia, tukang sampah adalah sebuah pekerjaan yang tak berkasta dengan gaji 50 ribu itu mungkin untuk sehari, bahkan kurang dari itu. Itulah kenapa, banyak orang Inggris merasa pekerjaan ini adalah sebuah pekerjaan yang banyak diminati. 
 
Mereka tidak membayar sekolah/kuliah, tapi diberi uang saku 700rb/seminggu 
Yang paling menarik ditengah biaya kuliah yang membumbung seperti langit kalau di Indonesia, di Inggris justru malah digratiskan, malah siswa-siswa di sana diberi uang saku 700ribu/minggu, dengan ketentuan jika ada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya maka, orang tua anak tersebut akan dipenjara selama sebulan. Siapa yang gak mau?

White Passport Ini bagian diskriminatif sebuah negara Inggris dan semua negara Eropa lainnya dengan negara-negara miskin termasuk Indonesia. White Passport memungkinkan orang-orang Inggris untuk masuk ke negara mana saja tanpa hambatan, seperti halnya sebuah akses internet ADSL T3 Higher alias jalan tol. Enaknya lagi, mereka memiliki hak-hak istimewa yang tidak dimiliki oleh kaum pribumi, yaitu gaji yang sangat besar. Ada satu catatan lagi, jika orang Inggris melahirkan di negara yang disinggahinya, mereka berhak meminta white passport kebangsaan Inggris dan memiliki hak yang sama dengan warga negara Inggris lainnya, sekolah gratis dan lain sebagainya. Indonesia? Apa bisa seperti itu?

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search